Pekerjaan Jalan dan Jembatanmerupakan pekerjaan bangunan sipil basah, dari mulai perencanaan, pelaksanaan, dan perbaikan. Pekerjaaan jalan (transportasi), khusunya bagian perkerasan, dan drainase yang berhubungan langsung dengan daya dukung tanah, dan juga berhubungan langsung dengan air, tentu strukturnya membutuhkan perhitungan hidrolika yang membuat bagunan jalan ini masuk pada bangunan sipil basah. Pekerjaan jembatan yang dibangun dengan perhitungan perencanaan yang memperhitungan daya dukung tanah, dan langsung berhubungan dengan tanah dan air, sehingga pekerjaan bangunan jembatan masuk dalam kategori bangunan sipil basah
1. Bangunan Jalan
Jalan Tol Salatiga
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap jalan, dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, dibawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Tahapan kegiatan perencanaan jalan, meliputi kegiatan;
1) Pekerjaan lapangan, meliputi semua survei yang diperlukan
2) Kriteria perencanaan, meliputi klasifikasi jalan, karakteristik lalu lintas, kondisi lapangan, pertimbangan ekonomi, dll.
3) Penyiapan peta planimetri, merupakan peta hasil survei topografi yang diperlukan sebagai peta dasar perencanaan geometrik.
4) Perencanaan geometrik, meliputi jarak pandang dan perencanaan alinemen hori-zontal dan vertical; Perencanaan geometrik jalan merupakan bagian dari perencanaan jalan yang dititik beratkan pada perencanaan bentuk fisik jalan raya. Tujuan dari perencanaan geometrik jalan adalah untuk memenuhi fungsi dasar jalan, yaitu memberikan pelayanan kepada pergerakan arus lalu lintas (kendaraan) secara optimum. Sasaran perencanaan geometrik jalan adalah untuk menghasilkan design infrastruktur jalan raya yang aman, efisien dalam pelayanan arus lalu lintas dan memaksimumkan ratio tingkat pengunaan/ biaya pelaksanaan
5) Geoteknik dan material jalan, menguraikan pengolahan data geoteknik dan material untuk keperluan konstruksi perkerasan dan drainase jalan
6) Perencanaan perkerasan jalan, meliputi perkerasan lentur dan kaku
7) Drainase jalan, menguraikan analisis hidrologi dan sistem serta bangunan drainase, kebutuhan material dan sistem drainase bawah permukaan (subdrain)
8) Bangunan pelengkap jalan, meliputi tembok penahan, rambu-rambu lalulintas, dan sebagainya.
9) Perkiraan biaya, meliputi perhitungan kwantitas, analisis harga satuan dan dokumen pelelangan
10) Lampiran, tabel-tabel dan ketentuan lain yang dapat digunakan untuk perhitungan.
Penampang Jalan Raya
Pada perencanaan alinemen (aligment) vertikal ini dipertimbangkan bagaimana meletakkan sumbu jalan sesuai kondisi medan dengan memperhatikan sifat operasi kendaraan, keamanan jarak pandang, dan fungsi jalan. Pemilihan alinyemen vertikal berkaitan pula dengan pekerjaan tanah yang mungkin timbul akibat adanya galian dan timbunan yang harus dilakukan. Pada perencanaan Penampang melintang jalan, diperhitungkan dan direncanakan bagian-bagian dari jalan seperti lebar dan jumlah lajur, ada atau tidaknya median, drainase permukaan, kelandaian lereng tebing galian dan timbunan, serta bangunan pelengkap lainnya. Penampang melintang dapat dimodifikasi untuk kondisi khusus sesuai dengan lokasi, kemiringan sisi tepi yang dituliskan harus ditentukan berdasarkan pada kondisi tanah yang umum dilokasi.
Kemudian tentang system drainase bangunan jalan raya, telah diatur dalam TATA CARA PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN JALAN SNI 03-3424-1994, yang memebri pedoman dalam perencanaan dan pelaksanaan bangunan jalan raya. Penjelasan tentang Drainase Permukaan; Adalah sistem drainase yang berkaitan dengan pengendalian aliran air permukaan, yang berfungsi mengendalikan limpasan air di permukaan jalan dan dari daerah sekitarnya agar tidak merusak konstruksi jalan. Fungsi tersebut Antara lain yaitu;
1) Mengalirkan air hujan/air secepat mungkin keluar dari permukaan jalan dan selanjutnya dialirkan lewat saluran samping; menuju saluran pembuang akhir
2) Mencegah aliran air yang berasal dari daerah pengaliran disekitar jalan masuk ke da-erah perkerasan jalan
3) Mencegah kerusakan lingkungan di sekitar jalan akibat aliran air.
Sedangkan Drainase Bawah Permukaan; Adalah sistem drainase yang berkaitan dengan pengendalian aliran air dibawah permukaan tanah, yang berfungsi menurunkan muka air tanah dan Klasifikasi (berdasarkan fungsi) mencegat serta membuang air infiltrasi dari daerah sekitar jalan dan permukaan jalan atau air yang naik dari subgrade jalan. Fungsi tersebut Antara lain yaitu;
1) Menurunkan m.a.t sampai kedalaman min 1.00 m di bawah permukaan tanah (di dalam base, urugan tanah atau tanah)
2) Mencegah air dari daerah sekitar agar tidak merembes ke dalam urugan tanah
Sistem Drainase Jalan
2.Bangunan Jembatan
Jembatan adalah bangunan pelengkap jalan yang menghubunkan suatu lintasan yang terputus akibat suatu rintangan atau sebab lainnya, dengan cara melompati rintangan tersebut tanpa menimbulkan atau menutup rintangan itu. Lintasan tersebut bisa merupakan jalan kendaraan, jalan kereta api atau jalan pejalan kaki, sedangkan rintangan tersebut dapat berupa sungai, jalan, jalan kereta api, atau jurang (bisa juga berupa jurang pemisah antar gedung bertingkat). Jembatan mempunyai ciri-ciri khusus yaitu;
1) Bangunan atas,
2) Bangunan bawah (abutment),
3) Pondasi,
4) Tumpuan,
5) Oprit, dan
6) Sandaran (railing)
Perhatikan gambar di bawah ini:
Bagian-bagian Jembatan
Beberapa tahapan dalam perencanaan jembatan, yang semuanya merupakan bagian pekerjaan bangunan sipil basaha, antara lain yaitu;
1) Pekerjaan lapangan, meliputi semua survei yang diperlukan
2) Perencanaan teknis; meliputi klasifikasi jembatan, karakteristik lalu-lintas, kondisi lapangan, pertimbangan ekonomi, dll.
3) Penyiapan Peta Planimetris, yang merupakan peta hasil survei topografi yang diperlukan sebagai peta dasar perencanaan geometrik.
4) Perencanaan Geometrik, meliputi perencanaan glagar, pondasi dan pilar
5) Geoteknik dan Material jembatan, menguraikan pengolahan datageoteknik dan material untuk keperluan konstruksi perkerasan jalan/glagar, podasi dan tiang/pilar.
6) Hidrologi sungai, menguraikan analisis material yang terbawa
7) Perkiraan Biaya, meliputi perhitungan kwantitas, analisis harga satuan.
Beberapa gambar rencana jembatan di bawah ini yang menjadi bagian pekerjaan sipil basah, disajikann dalam bentuk gambar dari beebrpap model jembatan yang ada di Indonesia.
Jembatan Pelat Beton
Jembatan Rangka Baja
Sekian yang dapat saya sampaikan mengenai Pekerjaan Sipil Kering pada Bangunan Rumah Tinggal. Jika Anda berkenan silahkan Komen atau memberi saran demi kemajuan blog ini. Sampai Jumpa di Artikel berikutnya...
Sumber:
- Siagian, Robert. 2014. Konstruksi Bangunan Jilid 1 untuk SMK Kelas XI. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Departemen Pendidikan Nasional
- Google Images
0 Komentar