makalah urbanisasi terlengkap



·  . BAB I PENDAHULUAN
Pengertian urbanisasi sudah umum diketahui oleh mereka yang banyak bergelut di bidang kependudukan, khususnya mobilitas penduduk. Namun demikian, mereka yang awam dengan ilmu kependudukan sering kali kurang tepat dalam memakai istilah tersebut. Dalam pengertian yang sesungguhnya, urbanisasi berarti persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Sedangkan mereka yang awam dengan ilmu kependudukan seringkali mendefinisikan urbanisasi sebagai perpindahan penduduk dari desa ke kota. Padahal perpindahan penduduk dari desa ke kota hanya salah satu penyebab proses urbanisasi, di samping penyebab-penyebab lain seperti pertumbuhan alamiah penduduk perkotaan, perluasan wilayah, maupun perubahan status wilayah dari daerah pedesaan menjadi daerah perkotaan, dan semacamnya itu. Proses urbanisasi sangat terkait mobilitas maupun migrasi penduduk. Ada sedikit perbedaan antara mobilitas dan migrasi penduduk. Mobilitas penduduk didefinisikan sebagai perpindahan penduduk yang melewati batas administratif tingkat II, namun tidak berniat menetap di daerah yang baru. Sedangkan migrasi didefinisikan sebagai perpindahan penduduk yang melewati batas administratif tingkat II dan sekaligus berniat menetap di daerah yang baru tersebut. Di dalam pelaksanaan perhitungannya, data yang ada sampai saat ini baru merupakan data migrasi penduduk dan bukan data mobilitas penduduk. Di samping itu, data migrasi pun baru mencakup batasan daerah tingkat I. Dengan demikian, seseorang dikategorikan sebagai migran seumur hidup jika propinsi tempat tinggal orang tersebut sekarang ini, berbeda dengan propinsi dimana yang bersangkutan dilahirkan. Selain itu seseorang dikategorikan sebagai migran risen jika propinsi tempat tinggal sekarang berbeda dengan propinsi tempat tinggalnya lima tahun yang lalu. Oleh karena itu, pemerintah di samping mengembangkan kebijaksanaan pengarahan persebaran dan mobilitas penduduk, termasuk di dalamnya urbanisasi, juga berkewajiban menyempurnakan sistem pencatatan mobilitas dan migrasi penduduk agar kondisi data yang ada lebih sesuai kondisi di lapangan. Terutama bila diperlukan untuk perumusan suatu kebijakan kependudukan.*)


 BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Urbanisasi Urbanisasi yaitu suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. (Soekanto,1969:123 ).Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya. Berbeda dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi Urbanisasi berarti persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Perpindahan manusia dari desa ke kota hanya salah satu penyebab urbanisasi. perpindahan itu sendiri dikategorikan 2 macam, yakni: Migrasi Penduduk dan Mobilitas Penduduk, Bedanya Migrasi penduduk lebih bermakna perpindahan penduduk dari desa ke kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di kota. Sedangkan Mobilitas Penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat sementara atau tidak menetap. Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota dari desa, seseorang biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat dalam bentuk ajakan, informasi media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya. Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong, memaksa atau faktor pendorong seseorang untuk urbanisasi, maupun dalam bentuk yang menarik perhatian atau faktor penarik. Di bawah ini adalah beberapa atau sebagian contoh yang pada dasarnya dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan urbanisasi perpindahan dari pedesaaan ke perkotaan.
·  3. Menurut laporan State of World Population, pada 2008, sekitar 3,3 miliar warga dunia menjadi bagian dalam proses urbanisasi, atau lebih dari separuh penduduk dunia. Angka itu diperkirakan akan menjadi lima miliar pada 2030 berdasarkan perkiraan Badan PBB yang mengurusi kependudukan (UNFPA). Laporan tahunan Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia dan Pasifik (UNESCAP) juga menunjukkan, urbanisasi di kawasan Asia Pasifik mencapai tingkat tertinggi di dunia. Khususnya Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Masalah urbanisasi di Asia Pasifik didorong oleh fakta bahwa kemajuan ekonomi umumnya terjadi di kota, sementara aspek pertanian di perdesaan tidak tergarap secara optimal. Di Indonesia, berdasarkan proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS) urbanisasi akan mencapai 68 persen pada 2025. Proyeksi itu mengacu kepada perbedaan laju pertumbuhan penduduk daerah perkotaan dan daerah perdesaan (urban rural growth difference/URGD). Dalam data itu terlihat, provinsi di Pulau Jawa dan Bali, tingkat urbanisasinya lebih tinggi dariIndonesia secara total. Bahkan, tingkat urbanisasi di empat provinsi di Jawa pada 2025 sudah di atas delapan puluh persen, yaitu di DKI Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta, dan Banten. Secara teori, urbanisasi memang merupakan isu yang multisektor dan kompleks. Dari aspek demografi, urbanisasi merupakan suatu proses adanya perubahan persebaran penduduk di suatu wilayah. Hal ini menimbulkan dampak adanya kepadatan penduduk, yang berimplikasi kepada masalah-masalah kesehatan. Secara ekonomi, urbanisasi terlihat dari adanya perubahan struktural dalam sektor mata pencaharian. Dalam pengertian sosiologi, terlihat adanya perubahan sikap hidup dari perdesaan menuju sikap hidup orang kota.**) 2. Latar Belakang Timbulnya Urbanisasi Latar belakang terjadinya urbanisasi pada negara indusrti maju dengan negara yang berkembang mempunyai beberapa perbedaan yang terdiri dari: • Negara Industri Maju 1. pada negara industri maju, urbanisasi dimulai sejak industrialisasi, jadi industri merupakan titik tolak terjadinya urbanisasi 2. penduduk kota meningkat lebih lambat dibandungkan di negara berkembang 3. pertumbuhan kota relatif lebih imbang (perbedaan tidak besar)
·  4. “proses urbanisasi merupakan proses ekonomi” • Negara Sedang Berkembang 1. urbanisasi pada negara berkembang dimulai sejak PD II, urbanisasi merupakan titik tolak terjadinya industri (kebalikan dari negara industri maju) 2. penduduk kota meningkat cepat 3. urbanisasi tidak terbagi rata, semakin besar kotanya, semakin cepat proses urbanisasinya, adanya konsep “Primate City” “proses urbanisasi bersifat demografi” Dari uraian di atas, jelas bahwa sejak PD II, proses urbanisasi di negara berkembang terjadi terlebih dulu dan kemudian menjadi titik tolak terjadinya industrialisasi. Pada kenyataannnya, saat ini seperti yang terjadi di Cibinong, urbanisasi terjadi setelah adanya industri (dibangunnya daerah-daerah industri baru). Selain itu pada daerah pinggiran Jakarta dibangun beberapa daerah industri yang berfungsi untuk mendukung kegiatan kota Jakarta, selain itu juga terjadi peningkatan ekonomi wilayah pinggiran tersebut sehingga wilayah tersebut berangsur-angsur menjadi kota. Oleh karena itu konsep bahwa urbanisasi merupakan titik tolak terjadinya industri menjadi kurang tepat karena sesungguhnya keduanya saling mempengaruhi. 3. Urbanisasi Industri Selain itu telah disebutkan bahwa urbanisasi adalah proses kenaikan proporsi jumlah penduduk kota, dalam buku Kota Indonesia Masa Depan Masalah dan Prospek, oleh BN Marbun, disebutkan bahwa kenaikan jumlah penduduk ini diantaranya disebabkan oleh: 1. gejala alami, yaitu kelahiran 2. masuknya orang-orang yang pindah dari daerah pedesaan ke perkotaan, ataupun dari daerah perkotaan ke daerah perkotaan yang lebih besar atau yang disebut migrasi (rural-urban, urban-urban)
·  5. Kedua hal ini biasanya disebut sebagai komponen urbanisasi. Dari kedua komponen tersebut biasanya, pengaruh perpindahan penduduk dari pedesaan ke perkotaan ataupun perpindahan daeri perkotaan ke kota yang lebih besar akan mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan pengaruh jumlah kelahiran. Banyak orang berpendapat bahwa alasan utama kepindahan seseorang atau sekelompok orang dari daerahnya ke tempat lain adalah karena terdorong oleh faktor- faktor penarik daerah kota atau daerah tersebut serta anggapan dari masyarakat desa bahwa kota dapat memberikan lapangan/ kesempatan kerja dengan memberikan upah yang besar. Namun dalam kenyataannya sebagian besar penyebab terjadinya migrasi ini adalah karena tidak adanya pekerjaan yang sesuai dengan keahlian yang mereka miliki, sehingga timbul kecenderungan untuk keluar dari desa atau daerah mereka untuk pindah ke kota. Selain itu banyak juga para ahli ekonomi yang berpendapat bahwa urbanisasi merupakan suatu syarat utama bagi perkembangan ekonomi. Hal ini karena biasanya yang melakukan migrasi adalah orang-orang muda yang mempunyai kemauan yang keras demi kemajuan hidupnya, pada akhirnya timbul suatu proses industrialisasi yang akan memberikan kesempatan kerja yang banyak bagi para pendatang baru. Hal ini berbeda situasinya dengan Indonesia, karena arus urbanisasi di Indoensia tidak seimbang dengan adalanya perluasan kesempatan kerja di kota-kota baik di sektor industri maupun di sektor jasa atau kesempatan membuka usaha sendiri. Secara terperinci faktor penyebab adanya urbanisasi adalah karena adanya faktor utama yang klasik yaitu kemiskinan di daerah pedesaan. Faktor utama ini melahirkan dua faktor penyebab adanya urbanisasi yaitu: (diambil dari buku Kota Indonesia Masa Depan Masalah dan Prospek oleh BN Marbun) • faktor penarik (pull factors) orang desa tertarik ke kota adalah suatu yang lumrah yang sebab-sebabnya bagi individu atau kelompok mungkin berbeda satu sama lain dilihat dari kepentingan individu tadi. Beberapa alasan yang menarik mereka pindah ke kota diantaranya adalah:
·  6. 1. melanjutkan sekolah, karena di desa tidak ada fasilitasnya atau mutu kurang 2. pengaruh cerita orang, bahwa hidup di kota gampang cari pekerjaan, atau mudahnya membuka usaha kecil-kecilan 3. tingkat upah di kota yang lebih tinggi 4. keamanan di kota lebih terjamin 5. hiburan lebih banyak 6. kebebasan pribadi lebih luas 7. adat atau agama lebih longgar • Faktor pendorong (Push factors) Di sisi lain kota mempunyai daya tarik, di pihak lain keadaan tingkat hidup di desa umumnya mempercepat proses urbanisasi tersebut, hal ini menjadi faktor pendorong tumbulnya urbanisasi. Faktor pendorong yang dimaksud diantaranya adalah: 1. keadaan desa yang umumnya mempunyai kehidupan yang statis 2. keadaan kemiskinan desa yang seakan-akan abadi 3. lapangan kerja yang hampir tidak ada 4. pendapatan yang rendah 5. keamanan yang kurang 6. adat istiadat yang ketat 7. kurang fasilitas pendidikan Dari uraian di atas, jelaslah bahwa faktor utama penyebab timbulnya urbanisasi yang paling kuat adalah faktor ekonomi (menjadi motif utama para migran), selain itu disusul dengan faktor tingkat pendidikan. Penyebab lain dari terjadinya urbanisasi adalah karena terjadinya “overruralisasi” yaitu tingkat dan cara produksi di pedesaan terdapat terlalu banyak orang. Berbeda dengan jaman sebelum terjadinya industrialisasi, pada jaman tersebut proses timbulnya kota-kota di negara-negara wilayah Asia dipengaruhi oleh faktor-faktor: 1. ekologi: adanya lingkungan alamiah yang menguntungkan dapat memperngaruhi tumbuhnya suatu kota 2. teknologi: adanya perkembangan teknologi sesuai kemajuan jaman 3. organisasi sosial: ditandai dengan adanya pembagian kerja
Sedangkan faktor penggerak terjadinya urbanisasi sebelum industrialisasi adalah: 1. lembaga militer 2. agama, penyebaran dan misi agama 3. politik
DAMPAK YANG DITIMBULKAN URBANISASI
Pertambahan penduduk kota yang berlebihan dan tak terduga akan menjadi beban kota. Dan perpindahan ini akan menjadi masalah ketika perpindahan tersebut menimbulkan masalah sosial baik bagi penduduk kota yang didatangi maupun bagi si pendatang atau secara luas bagi negara. Tetapi kota yang statis dan jumlah pertambahan penduduk kota yang tidak mampu mengisi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang deras arusnya, juga akan kurang menguntungkan perkembangan dan pertumbuhan kota itu sendiri. Kenaikan proporsi penduduk yang tinggal di kota mengakibatkan timbulnya pengaruh baik yang positif maupun yang negatif bagi kota maupun bagi desa. Dalam buku BN Marbun, disebutkan dampak tersebut adalah sebagai berikut: • dampak positif Pandangan yang positif terhadap urbanisasi, melihat urbanisasi sebagai usaha pembangunan yang menyeluruh, tidak terbatas dalam pagar administrasi kota. Selain itu kota dianggap sebagai “agen modernisasi dan perubahan”. Mereka melihat kota sebagai suatu tempat pemusatan modal, keahlian, daya kreasi dan segala macam fasilitas yang mutlak diperlukan bagi pembangunan. Tanggapan lain adalah bahwa kita tidak mungkin membayangkan bagaimana pertumbuhan dan keadaan Jakarta sekarang ini dan juga pusat-pusat industri di dunia lainnya bias tercapai bila seandainya tidak ada urbanisasi Di samping itu, ada suatu kelompok yang tergolong dalam Group Optimistik (disadur dari bahan kuliah Teori Perencanaan permukiman 2) yang berpendapat bahwa proses urbanisasi hanyalah suatu fenomena temporer yang tidak menghambat pembangunan. Dan menekankan bahwa kota merupakan suatu “leading sector” dalam perubahan ekonomi, sosial dan politik. Urbansiasi merupakan variable independen yang memajukan pembangunan ekonomi. • Dampak negatif Tanggapan negatif terhadap urbanisasi adalah karena adanya akibat buruk yang timbul karena adanya urbansiasi. Beberapa akibat dari urbansiasi yang tidak terkendali adalah: a. masalah rumah dan tempat tinggal pada negara berkembang, kota-kotanya tdiak siap dalam menyediakan perumahan yang layak bagi seluruh populasinya. Apalagi para migran tersebut kebanyakan adalah kaum miskin yang tidak mampu untuk membangun atau membeli perumahan yang layak bagi mereka sendiri. Akibatnya timbul perkampungan kumuh dan liar di tanah-tanah pemerintah. b. masalah pedagang kaki lima c. masalah gelandangan d. masalah pengangguran yang meningkat e. masalah transportasi f. masalah ekologi Arus urbansiasi yang tidak terkendali ini dianggap merusak strategi rencana pembangunan kota dan menghisap fasilitas perkotaan di luar kemampuan pengendalian pemerintah kota. Beebrapa akibat negatif tersebut akan meningkat pada masalah kriminalitas yang bertambah dan turunnya tingkat kesejahteraan. Dampak negatif lainnnya adalah terjadinya “overurbanisasi” yaitu dimana prosentase penduduk kota yang sangat besar yang tidak sesuai dengan perkembangan ekonomi negara. Selain itu juga dapat terjadi “underruralisasi” yaitu jumlah penduduk di pedesaan terlalu kecil bagi tingkat dan cara produksi yang ada. (diambil dari buku Kota di Dunia Ketiga, PJM Nas) Pada dampak negatif ini, diuraikan oleh pendapat Group Pesimistik. Kelompok ini berpendapat bahwa kota mendominasi fungsi sosial, ekonomi, pendidikan dan hirarki urban. Hal ini menimbulkan terjadinya pengangguran dan underemployment. Kota dipandang sebagai inefisien dan artificial proses “pseudo-urbanisastion”. Sehingga urbanisasi merupakan variable dependen terhadap pertumbuhan ekonomi. (disadur dari Kuliah Teori Perencanaan Permukiman 2).
5. PEMECAHAN MASALAH URBANISASI
Masalah urbanisasi ini dapat ditangani dengan memperlambat laju pertumbuhan populasi kota yaitu diantaranya dengan membangun desa, adapun program-program yang dikembangkan diantaranya: • intensifikasi pertanian • mengurangi/ membatasi tingkat pertambahan penduduk lewat pembatasan kelahiran, yaitu program Keluarga Berencana • memperluas dan mengembangkan lapangan kerja dan tingkat pendapatan di pedesaan • program pelaksanaan transmigrasi • memperluas dan mengembangkan lapangan pekerjaan di kota • penyebaran pembangunan fungsional di seluruh wilayah • pengembangan teknologi menengah bagi masyarakat desa • perlu dukungan politik dari pemerintah, diantaranya adanya kebijakan seperti reformasi tanah (diambil dari buku Kota Indonesia Masa Depan Masalah dan prospek, BN Marbun, dan Housing in Third World Countries, HS Murison-JP lea)
BAB III PENUTUP
 Kesimpulan Konsep urbanisasi mencakup diantaranya: 1. urbanisasi merupakan pertumbuhan dari desa menjadi kota 2. perpindahan penduduk/ migrasi dari desa ke kota 3. kenaikan prosentase penduduk kota Urbanisasi tidak sama dengan pertumbuhan suatu kota karena urbanisasi merupakan pertumbuhan dari desa menjadi kota. Urbanisasi yang berlebihan dan tidak terkendali dapat mempengaruhi perkembangan suatu kota, hal ini menimbulkan berbagai dampak diantaranya dampak negatif dan dampak positifnya. Segala dampak positif ini dapat menunjang kegiatan dan pertumbuhan ekonomi kota. Sedangkan dampak negatifnya dapat dipecahkan sebagian kecil dengan adanya program dan kebijakan dari pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA
·         http://robbyalexandersirait.wordpress.com/2007/10/05/urbanisasi-mobilitas-dan- perkembangan-perkotaan-di-indonesia/ (* Prijono Tjiptoherijanto, Guru Besar Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia) (**sumber : Opini Pikiran Rakyat 08 April 2010)
·         http://www.kpai.go.id/publikasi-mainmenu-33/artikel/133-urbanisasi-dan-kemiskinan- kota.html Widyati, Ari Purwantiasning, Urbanisasi Sebagai Salah Satu Proses Pengkotaan, 2005 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta Makalah perbedaan masyarakat perkotaan dan pedesaan.







·  1. PENGARUH URBANISASI TERHADAP PEREKONOMIAN PEDESAAN Oleh : Dian Pustakawan I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk terbesar di dunia dimana banyak penduduknya bekerja di sektor pertanian. Hasil sensus BPS tahun 2010 (lampiran 1) menunjukan bahwa dari 231 juta penduduk Indonesia 40,5 % atau sekitar 93,5 juta bekerja di sektor pertanian. Jumlah ini masih jauh lebih rendah dari tahun 1990 dimana sekitar 60% penduduk indonesia bekerja di sektor pertanian. Sebagian besar penduduk yang berprofesi sebagai petani terkonsentrasi di Pulau Jawa khususnya di kawasan pedesaan yang tersebar di berbagai wilayah. Penurunan jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian diikuti dengan meningkatnya jumlah penduduk yang bekerja di sektor industri dan jasa. Hal ini memerlukan perhatian serius dari pemerintah mengingat produksi pertanian berkaitan dengan ketahanan pangan dalam negeri. Salah satu sebab utama turunnya jumlah penduduk yang berkerja di sektor pertanian adalah adalah migrasi penduduk dari desa ke kota atau lebih dikenal dengan urbanisasi. Urbanisasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Lucas dalam Sumanto (1984) menjelaskan perpindahan penduduk baik dari kota ke desa maupun sebaliknya dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan faktor sosial. Faktor ekonomi cenderung berperan lebih dominan misalnya harapan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih layak di kota, daya tarik kota sebagai pusat perekonomian, keinginan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan rendahnya harga komoditi pertanian yang menyebabkan tingkat kesejahteraan petani menurun. Disamping itu keinginan bergabung dengan anggota keluarga yang telah lebih dulu pindah ke kota juga menjadi faktor pendorong urbanisasi. Tingginya tingkat urbanisasi dapat menimbulkan berbagai dampak positif dan negatif baik itu di pedesaaan ataupun di perkotaan sebagai tujuan urbanisasi yang saling berkaitan dan dapat bersifat timbal balik. Sebagai contoh di satu sisi perpindahan penduduk dari suatu desa ke kota akan menyebabkan berkurangnya tenaga kerja produktif di desa. Disisi lain penduduk desa yang bekerja di kota akan mengirim sebagian penghasilannya kembali ke desa
·  2. yang secara tidak langsung meningkatkan perekonomian desa. Hal ini melatarbelakangi saya untuk menulis hubungan antara urbanisasi terhadap perekonomian desa. II. PEMBAHASAN Urbanisasi dapat didefinisikan sebagai proses pembentukan daerah urban. Istilah urban menurut Chaudiri (2001) mengacu pada daerah dengan karakteristik tertentu yang membedakan dengan daerah pedesaan (rural). Karakteristik tersebut dapat berupa luas wilayah, kepadatan, heterogenitas masyarakat ataupun kondisi sosial dimana lemahnya ikatan persaudaraan dan keluarga. Dalam kaitannya dengan migrasi, urbanisasi dapat diartikan sebagai proses perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Utoyo (2006) menyebutkan Urbanisasi disebabkan oleh beberapa faktor antara lain daerah tujuan urbanisasi menjadi pusat pemerintahan, daerah tersebut letaknya sangat strategis untuk usaha usaha perdagangan dan perniagaan, timbulnya industri yang memproduksi barang barang atau jasa di daerah tersebut. Sedangkan Lindawati menjelaskan alasan penduduk meninggalkan desa sebagaimana terlihat pada tabel 1 Tabels 1 Alasan Meninggalkan Desa Laki Laki Perempuan Jumlah % Jumlah % Keterbatasan kesempatan di desa 74 81,3 14 70,6 Kurangnya Dana 11 12,1 1 2,9 Membantu Keluarga 1 1,1 4 11,8 Keluarga Sangat Membatasi 2 2,2 4 11,8 Lainnya 3 3,3 1 2,9 Total 91 100 34 100 Sumber : Penelitian Kerjasama PPT LIPI dan IPDP – ANU di desa bantala NTT (oktober- November 1996)(Raharjo, 1999) Tingginya tingkat urbanisasi menimbulkan berbagai dampak sosial dan ekonomi bagi desa sebagai tempat asal urbanisasi. Dampak Positif bagi desa yaitu antara lain mengurangi kepadatan penduduk dan mengurangi angka pengangguran. Sedikitnya lapangan pekerjaan
·  3. mendorong penduduk desa untuk mencari pekerjaan ke kota. Hal ini diperparah dengan luas kepemilikan lahan tiap tiap keluarga sempit sehingga tidak tercapainya skala ekonomi dalam bercocok tanam. Pada umumnya keluarga dengan lahan pertanian yang sempit hanya bertani untuk menghasilkan keperluan sehari hari. Dampak positif lain dari urbanisasi adalah adanya kiriman uang dari kota ke desa. Penduduk desa yang bekerja di kota yang umumnya kaum pria secara rutin mengirimkan sebagian penghasilannya ke keluarga mereka di desa. Pada saat saat tertentu kiriman tersebut meningkat terutama pada saat hari raya dimana penduduk desa yang bekerja di kota akan pulang ke desa untuk merayakan hari raya. Transfer uang dari kota ke desa ini membantu menggerakan perekonomian desa yang umumnya bergantung pada hasil pertanian yang sifatnya musiman dan tidak menentu. Transfer dari kota ke desa tidak hanya berupa transfer uang. Penduduk desa yang menuntut ilmu atau bekerja di kota akan mentransfer ilmu dan keterampilan yang dimilikinya saat kembali ke desa. Para pekerja di kota juga akan membawa budaya kerja di kota ke desa sehingga diharapkan terjadinya alih pengetahuan, keterampilan dan teknologi yang dapat mendukung kemajuan desa. Disamping dampak positif yang timbul, urbanisasi juga membawa dampak negarif bagi kehidupan perekonomian desa. Urbanisasi menyebabkan berkurangnya tenaga kerja produktif di pedesaan sebaliknya akan menambah tenaga kerja di perkotaan. Para pekerja usia produktif di pedesaan yang umumnya bekerja di sektor pertanian berpindah ke perkotaan dimana sebagian besar dari mereka bekerja di sektor industri. Badan Pusat Statistik mencatat dari tahun 2010 hingga 2013 terjadi penurun jumlah tenaga kerja di sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan dari 42.825.807 di tahun 2010 menjadi 39.959.073 di tahun 2013. Sebaliknya, jumlah tenaga kerja di sektor industri cenderung meningkat dari 13.052.521 orang di tahun 2010 menjadi 14.784.843 orang di tahun 2013. Hal ini dapat dilihat pada Grafik 2.
·  4. Grafik 2 : Jumlah tenaga kerja di sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan dibandingkan dengan tenaga kerja di bidang industri usia 15 tahun ke atas Sumber : www.bps.go.id (diolah) Hal yang perlu menjadi perhatian adalah penurunan jumlah tenaga kerja di sektor pertanian tidak selalu diikuti oleh penurunan jumlah produksi pertanian. Produksi pertanian dalam hal ini tanaman padi dari tahun 2010 sampai dengan 2013 cenderung mengalami kenaikan (lampiran 3) kecuali untuk tahun 2011. Penurunan produksi pada tahun 2011 lebih diakibatkan oleh cuaca ekstrim (www.detik.com). Hal ini menunjukan bahwa meskipun jumlah pekerja di sektor pertanian menurun, produktivitas petani dapat ditingkatkan sehingga pertumbuhan produksi pertanian dapat dipertahankan. III. KESIMPULAN Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa urbanisasi membawa dampak positif dan negatif bagi perekonomian desa. Dampak positif tersebut antara lain adanya transfer uang, transfer teknologi, transfer keterampilan dan budaya kerja dari kota ke desa. Sedangkan dampak negatif yang timbul antara lain penurunan jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian.
·  5. DAFTAR PUSTAKA Chaudiri, Jayasri Ray. 2001. An Introduction To Development And Regional Planning With Special Reference To India. Orient Longman Limited:Kolkata Sumanto. 1984. Pengantar Kependudukan. UGM Press: Jakarta Utoyo, Bambang. 2006. Geografi Membuka Cakrawala Dunia.


Posting Komentar

0 Komentar