PENTINGNYA MODERNISASI SISTEM PENGAJARAN TEKNIK BANGUNAN PADA BANGKU SMK



              Pendidikan pada bangku Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan sebuah pendidikan yang substansial yang berarti urgent dan tidak bisa disamakan dengan pendidikan di bangku SMA. Pendidikan pada SMK semestinya dijalankan dengan lebih istimewa mengingat bahwa lulusan SMK dituntut untuk dapat langsung terjun di lapangan dan bekerja secara profesional, sehingga pembekalan pada bangku sekolah harus benar benar ditekankan agar nantinya lulusan yang dihasilkan benar benar siap memasuki dunia kerja.
            Pada penerapan ilmu di bangku sekolah sekarang ini, banyak pendidik menggunakan sistem mengajar secara prosais, dimana ilmu yang dipelajari guru pada zaman  dahulu, kemudian hanya disampaikan kembali di masa depan tanpa penyesuaian dengan masanya. Yang menjadi masalah adalah, ketika teknologi semakin canggih dan semakin maju, peradaban semakin berkembang, namun tetap menggunakan teori yang digunakan pada zaman dahulu tanpa aklimatisasi pada keadaan sekarang. Hal hal yang seperti ini yang semestinya dibenahi kembali.
Pada era moderen ini, seringkali terdapat guru tidak mengikuti laju perkembangan zaman, dimana apa yang pernah dipelajari saat sekolah atau kuliah disampaikan mentah mentah pada era sekarang. Padahal dalam dunia kerja sudah ada ilmu atau teknologi terbaru yang mewajibkan karyawanya untuk bisa, dikarnakan tuntutan pekerjaan yang kian baik dan padat.
Salah satu contoh yang dapat diambil dari masalah ini adalah pada mata pelajaran gambar teknik baik itu jurusan Teknik Konstruksi Bangunan maupun Teknik Gambar Bangunan, peserta didik dituntut untuk dapat merencanakan gambar rencana bangunan. Pada era guru, mungkin saja menggambar menggunakan rapido atau pensil mekanik adalah gambar paling canggih yang digunakan, mengingat teknologinya belum secanggih sekarang, sehingga hal itu tidak dapat menjadi masalah. Namun pada kenyataanya, di era serba modern ini, setiap pekerjaan sebagian besar wajib diselesaikan dengan bantuan komputer dan perusahaan menuntut wajib bisa menggunakanya. Selain itupun, menggambar dengan menggunakan bantuan komputer seperti AutoCAD, ArchiCAD, Freehand, 3Ds Max, Sketchup, Blender dan lainya, tingkat kesalahan, ketelitian dan kecepatan akan lebih maksimal, mengingat deadline project yang relativ pendek. Selain dari itu, teori yang diajarkan, tentunya juga harus dapat menyesuaikan dengan keadaan yang terdapat pada  sekarang.  Salah satu contoh kasus yang dapat diambil adalah dimana materi yang diajarkan seringkali ketinggalan, misalnya dalam struktur dan desain bangunan yang biasanya hanya menyampaikan apa yang dipelajari pada bangku sekolah dan kuliah sehingga kurang menyesuaikan dengan keadaan pada saat sekarang.
Penyebab seringkali terjadinya pelajaran di bangku sekolah ketinggalan zaman, sangat beragam. Namun sebagian besar dikarnakan guru gagap teknologi namun  malas untuk mengikuti perkembangan , sehingga peserta didik yang diampu sama sama tidak bisa mengikuti perkembangan jaman. Kemungkinan kedua yaitu guru seringkali hanya menganggap murid adalah orang bodoh yang hanya perlu diberi ilmu agar menjadi pintar. Pola pendidikan seperti ini sangat tidak baik dan hanya menimbulkan kehancuran pada budaya kreatifitas peserta didik yang nyata nyata sangat diperlukan bagi peserta didik itu sendiri agar dapat menyesuaikan diri dengan roda perubahan atau bahkan menciptakan perubahan itu sendiri.
Profesi seorang guru adalah profesi yang mengemban tugas berat, dikarnakan guru bertanggung jawab untuk mendidik pemuda pemuda yang nantinya akan menjadi harapan bangsa. Zaman selalu berubah, dan perubahan perubahan besar selalu menanti di depan mata, tinggal bagaimana kita bisa mengambil sikap.
Dari seluruh uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa seorang guru hendaknya mampumemberikan fasilitas dan insfrastruktur untuk membantu menemukan potensi dan bakat pada diri peserta didik, kemudian mendorong agar peserta didik dapat memanfaatkan dan memaksimalkan potensi yang terdapat pada dirinya agar bermanfaat di kemudian hari.


Oleh fatik sukmo aji/SMK N 2 Kebumen

Posting Komentar

0 Komentar