Perencanaan Geometrik Runway

Sebelum merencanaan geometrik runway, kita harus tahu karakteristik pesawat rencana yang akan beroperasi di bandara tersebut. Dalam perencanaan geometrik runway kali ini yaitu menggunakan pesawat:

Boeing 737-900 ER


Karakteristik Pesawat 737-900 ER
  1. Kecepatan terbang : 420 knot (780 km/h)
  2. Mesin : 2 mesin turbofan, antara 64,4 kN sampai 117,3 kN per mesin, dan jenis mesinnya adalah CFM International CFM56-7
  3. Jangkauan jelajah : 3200 mil laut (5925 km)
  4. Panjang sayap : 34,3 m (dari ujung sayap kiri ke ujung sayap kanan)
  5. Panjang pesawat : 42,1 m
  6. Tinggi ekor : 12,5 m
  7. Berat saat take off : 85139 kg (maksimum)
  8. Berat saat landing : 71350 kg (maksimum)
  9. Kapasitas : 174 hingga 215 penumpang
  10. ARFL : 2256 m

ATR 72


Karakteristik Pesawat ATR 72
  1. Kecepatan terbang : 276 knot (511 km/jam)
  2. Mesin : 2 x Praff dan Whiney Canada PW127F/M
  3. Jangkauan jelajah : 932 mil laut (1500 km)
  4. Panjang sayap : 27,05 m (dari ujung sayap kiri ke ujung sayap kanan)
  5. Panjang pesawat : 27,16 m
  6. Tinggi ekor : 7,65 m
  7. Berat saat take off : 23000 kg (maksimum)
  8. Berat saat landing : 22350 kg (maksimum)
  9. Kapasitas : 68 hingga 74 penumpang
  10. ARFL : 1408 m

Perencanaan Runway
Runway digunakan untuk mendarat (landing) dan tinggal landas (take off) pesawat terbang. Panjang runway utama ditentukan oleh pesawat yang memiliki MTOW (Maximum Take Off Weight) terbesar dari pesawat rencana. Pesawat rencana yang beroperasi yaitu Boeing 737-900 ER dan ATR 72. Di antara kedua pesawat tersebut yang mempunyai MTOW terbesar yaitu Pesawat Boeing 737-900 ER. Oleh karena itu, pesawat rencana yang akan digunakan dalam perencanaan panjang runway adalah Boeing 737-900 ER.
Dari karakteristik pesawat Boeing 737-900 ER, maka kode pesawat sesuai dengan ketentuan Aerodrome Reference Code yaitu 4C. Kode 4 untuk ARFL lebih dari 1800 m, sedangkan kode huruf C berarti Pesawat Boeing 737-900ER mempunyai wingspan 34,3 m yaitu di antara 24 m – 36 m.

Orientasi Arah Runway
Arah runway berdasarkan hasil analis menggunakan Metode Wind Rose yaitu 05 – 23 atau 50˚ - 230˚.

Panjang Runway
Data kondisi lapangan yang dibutuhkan untuk perencanaan adalah sebagai berikut.
Elevasi : 7 m
Temperatur : 26,4˚C – 31,3˚C
Slope : 0,2 %
ARFL Boeing 737-900ER : 2256 m
Kecepatan angin : 30 – 50 km/jam (16 knot – 27 knot)
Panjang runway terkoreksi adalah ARFL pesawat kritis yang dikoreksi terhadap elevasi, temperatur, dan slope. Perhitungan panjang runway:

Koreksi terhadap elevasi (Fe):
Fe = 1 + 7% x (h/300)
Fe = 1 + 7% x (7/300)
Fe = 1,002

Koreksi terhadap temperatur (Ft):
Diambil temperatur tertinggi, dikarenakan jika semakin tinggi temperatur semakin panjang runway-nya. Temperatur tinggi akan menyebabkan kepadatan (density) udara yang rendah, menghasilkan output daya dorong yang rendah.
Ft = 1 + 0,01 x [T – (15-0,0065 x h)]
Ft = 1 + 0,01 x [31,3 – (15 – 0,0065 x 7)]
Ft = 1,163

Koreksi terhadap kemiringan lintasan (Fs):
Fs = 1 + 0,1 S
Fs = 1 + 0,1 x 0,2
Fs = 1 + 0,02
Fs = 1,020

Koreksi terhadap faktor angin permukaan:

Tabel Persentase Pengaruh Angin Permukaan

Setelah dilakukan koreksi terhadap faktor di atas, maka panjang runway menjadi:
Lr = ARFL x Fe x Ft x Fs
Lr = 2256 x 1,002 x 1,163 x 1,020 – 5
Lr = 2676,554 m
Lr = 2680 m

Perhitungan Lebar Runway
Penentuan lebar runway dilihat berdasarkan kode tipe pesawat rencana seperti yang tertera pada tabel di bawah ini:

Tabel Lebar Runway (Width) berdasarkan Code Number
Catatan :
1a. Lebar runway dapat dikurangi hingga 15 m atau 10 m tergantung dari luas yang
dibatasi pada pesawat jenis kecil /small aeroplane.
2. Pengoperasian yang diijinkan untuk pesawat landing atau take off dimana lebar
runway harus lebih kecil atau lebih panjang daripada minimum lebar yang sesuai
dengan code letter pesawat. Jika Precision Approach

Berdasarkan ketentuan di atas maka, lebar runway minimum untuk pesawat rencana Boeing 737-900 ER yang memiliki kode 4C adalah 45 m

Runway Shoulder/Bahu Runway
Bahu landasan harus dibuat secara simetris pada masing-masing sisi dari runway dan kemiringan melintang maksimum pada permukaan bahu landasan pacu 2,5%.

Tabel Runway shoulder

Berdasarkan ketentuan di atas maka, lebar shoulder runway untuk pesawat rencana Boeing 737 900 ER yang termasuk golongan pesawat 4 adalah 7,5 m untuk sisi kanan dan kiri.

Runway Strip
  1. Panjang runway strip: ICAO mensyaratkan panjang runway strip yang digunakan sebagai desain adalah 60 m
  2. Lebar runway strip: Lebar runway strip dengan precission approach runway maupun dengan non-prescission approach runway yang digunakan sebagai desain adalah 150 m.
  3. Kemiringan longitudinal: Kemiringan longitudinal runway strip yang digunakan sebagai desain adalah 1,5%.
  4. Kemiringan transversal: Kemiringan transversal runway strip yang digunakan sebagai desain adalah 2,5%.

Runway End Safety Area (RESA)
Runway End Safety Area (RESA) terletak di kedua sisi ujung runway strip. Ukuran RESA yang direncanakan adalah:
  1. Panjang RESA: Area keamanan ujung landasan untuk pesawat golongan 4, ICAO menyarankan panjang minimum 240 m.
  2. Lebar RESA: Lebar RESA, FAA menyarankan lebar minimum 150 m.
  3. Kemiringan RESA: Kemiringan harus sedemikian rupa di bawah approach surface atau take off climb surface. Kemiringan ke bawahnya tidak boleh lebih dari 5%.

Clearway
Clearway terletak di masing-masing ujung runway. Panjang clearway adalah:
  1. Panjang clearway: Panjang maksimum dari clearway adalah setengah dari panjang runway yang digunakan untuk Take Off Run Available (TORA). Clearway = ½ x 2680 m = 1340 m
  2. Lebar clearway: Clearway ditambah secara lateral 75 m dari tiap sisi dan garis tengah runway.
  3. Kemiringan clearway: Kemiringan dari clearway tidak boleh lebih dari 1,25%.

Stopway
Stopway terletak pada ujung runway. Lebar stopway sama dengan lebar runway yaitu 45 m dan panjang stopway diambil sebesar 60 m.

Declared Distances
Declared distances adalah jarak yang diinformasikan pada pilot berkenaan dengan keadaan suatu landasan yang akan dipergunakan oleh pesawat untuk mendarat (landing), maupun untuk take off. Declared distance ini terdiri dari:
  1. Take Off Run Available (TORA): panjang bagian runway yang dapat dipergunakan untuk pergerakan pesawat yang akan take off. TORA = Panjang runway terkoreksi (elevasi, temperatur, slope) = 2680 m
  2. Take Off Distance Available (TODA): panjang TORA ditambah dengan panjang clearway. TODA = TORA + panjang clearway = 2680 + 1340 = 4020 m
  3. Accelerate Stop Distance Available (ASDA): panjang TORA ditambah dengan panjang stopway, bila ada. Ini adalah panjang landasan yang tersedia bagi pesawat yang membatalkan take off-nya yang dikarenakan kerusakan mesin. ASDA = TORA + panjang stopway = 2680 + 60 = 2740 m
  4. Landing Distance Available (LDA): panjang bagian runway yang dinyatakan dapat digunakan untuk pergerakan pesawat yang akan mendarat (landing). LDA = panjang runway – panjang threshold = 2680 – 150 = 2530 m
Dari hasil perhitungan di atas diterapkan pada gambar di bawah ini:

Posting Komentar

0 Komentar