The Six Thinking Hats


The Six Thinking Hats (STH) yang diciptakan oleh Edward de Bono pada tahun 1995 ini adalah suatu metode berpikir lateral yang mengajarkan cara meningkatkan kualitas daya pikir untuk menghasilkan sesuatu yang kreatif. Dalam metode STH, seseorang tidak hanya dilatih untuk berkonsentrasi menyelesaikan suatu masalah dalam sekuens waktu tertentu, tetapi juga dipersiapkan untuk dapat menerima dan menghargai pendapat orang lain. STH dapat digunakan baik individu maupun dalam grup diskusi. Disini, individu atau kelompok belajar memisahkan cara berpikir tentang sebuah topik ke dalam enam kategori. Setiap kategori diwakili dengan warna topi yang berbeda. Dengan memakai topi dan berganti topi, individu atau kelompok dapat dengan mudah memfokuskan pemikiran ke dalam topik pembicaraan. Dengan demikian, kita bisa mengeksplorasi suatu subjek tanpa harus mengambil posisi yang bersifat kontra.
Lalu apa hubungan antara topi dengan cara berpikir? Mengapa de Bono menganalogikannya dengan topi? Tidak ada penjelasan yang pasti mengenai hal ini, tapi mungkin karena topi dapat mengidentifikasikan peran yang diembannya. Misalnya topi pramuka, paskibraka, tentara, polisi, topi haji, topi bayi, semua memiliki keunikan masing-masing dan menunjukkan peran pemakainya. Mungkin itu yang menjadi alasan mengapa dianalogikan dengan topi dan disebut Thinking Hats. Adapun penjelasan enam topi berpikir tersebut adalah sebagai berikut:
1.        Topi putih – Informasi
Topi putih memfokuskan pada data yang tersedia dan data yang diperlukan. Melalui data dan informasi tersebut, kita dapat mempelajari dan menganalisa situasi dan kondisi.
2.        Topi hitam – Resiko.
Dengan mengenakan topi hitam kita belajar melihat sisi negatif /resiko dari keputusan yang akan diambil. Hal ini penting untuk menyiapkan contingency plan dalam mengantisipasi kondisi force majeur sebelum memulai sebuah tindakan.
3.        Topi kuning – Manfaat
Topi kuning memungkinkan kita untuk berpikir positif/optimis dan melihat seluruh manfaat dan nilai yang dihasilkan dari suatu keputusan.
4.        Topi merah – Perasaan.
Dengan mengenakan topi merah, kita memandang masalah dengan menggunakan intuisi, naluri dan emosi. Selain itu, dengan topi merah kita dapat melihat reaksi/respons emosi orang terhadap keputusan yang diambil.
5.        Topi hijau - Kreativitas (Solusi kreatif)
Topi hijau mendorong seseorang untuk mengembangkan daya pikir imajinatif, lateral dan think out of the box sehingga dapat dihasilkan solusi-solusi yang kreatif dan benar-benar berbeda.
6.        Topi biru – pengendali
Pemakai topi biru adalah personil yang ditunjuk untuk mengendalikan jalannya diskusi. Ia bertindak sebagai pemimpin rapat yang mengatur jalannya proses berpikir. Ia yang menentukan saatnya para peserta diskusi/rapat menggunakan dan mengganti topi-topi tersebut.


Posting Komentar

0 Komentar