Sejarah Feng Shui di tanah air

Sejak zaman Tiongkok kuno , feng shui digunakan oleh kalangan terbatas , seperti para raja , pangeran , dan bangsawan ; sementara rakyat biasa tidak berani menggunakannya . Oleh karena itu , para raja , bangsawan , serta kantor negara di Tiongkok kuno kaya raya , sementara rakyatnya tetap miskin .
Ketika pada 1911 dr . Sun Yat Sen memimpin gerakan revolusi menggulingkan pemerintah dan Cina berubah jadi Republik , feng shui tetap tidak berkembang . Pasalnya , terjadi perselisihan antara pewaris dr . Sun : Mao Tse Dong dan Chiang Kai Shek . Mao yang keluar sebagai pemenang justru melarang semua yang berbau pemerintah . Akibatnya revolusi kebudayaan yang diluncurkan Ketua Mao , banyak ahli feng shui meninggalkan Cina .
Para ahli feng shui tersebut pergi ke Hongkong , Taiwan , Jepang , Korea , Singapura , dan Malaysia . Praktik feng shui di negara - negara tersebut sangat intensif , alhasil negara - negara itulah yang menjadi negara kaya raya dan makmur di Asia .
Singgah di Pulau ' Poly 'Di Indonesia , Pulau Bali tercatat menggunakan feng shui yang dikenal dengan nama Asta Bumi dan Asta Kosala Kosali . Cara menata ruang dalam rumah adat , wantilan , pura dan puri digunakan konsep Trihita Kirana serta juga Nawa Sanga .
Kalau dikaji , banyak kemiripannya dengan feng shui , terutama konsep Nawa Sanga , delapan arah kompas dan satu pusat membentuk apa yang dalam feng shui dinamakan Kotak Luo Shu .
Bali adalah pulau pertama di Nusantara yang dikunjungi orang - orang Cina . Bali pada abad ke - 7 dinamakan ' Poly ' oleh orang - orang Tiongkok , sebagaimana termaktub dalam catatan peninggalan Dinasti Tang . Kendati demikian , feng shui di Bali kental oleh pengaruh Hindu Bali . Mungkin aturan - aturan inilah yang membuat Bali menjadi provinsi paling kaya di Indonesia .

Sumber : rumah.com

Posting Komentar

0 Komentar