Mengenal Sistem Jaringan dan Bangunan Irigasi

A. JARINGAN IRIGASI
Mengenal Sistem Jaringan dan Bangunan Irigasi
Sumber : Google.com
Dalam jaringan Irigasi ada 4 unsur pokok dari sistem jaringan irigasi yaitu: 
1). Bangunan utama
2). Jaringan pembawa dan kelengkapan bangunannya
3). Saluran pembuang
4). Petak tersier. 

1). Bangunan Utama
Bangunan-bangunan utama (head works) dimana air diambil dari sumbernya, umumnya sungai atau waduk. Bangunan utama adalah suatu komplek bangunan yang direncanakan dibangun di sepanjang sungai atau aliran air untuk membelokkan air ke saluran irigasi. Bangunan utama dapat mengatur debit dan mengurangi sedimen yang masuk ke saluran irigasi. Bangunan utama terdiri dari: bangunan pengelak dengan peredam energy, pengambilan utama, pintu bilas, kolam olak, kantung lumpur, dan tanggul banjir. Bendungan (weir) berfungsi untuk mengatur atau meninggikan muka air hingga dapat disadap. Selain itu, ada penyadapan bebas atau penyadapan pada waduk atau penyadapan dengan pompa apabila pengaliran secara gravitasi dengan meninggikan muka air tak mungkin.

2). Jaringan Pembawa dan Kelengkapan Bangunannya
Jaringan pembawa terdiri dari jaringan utama dan jaringan tersier. Jaringan saluran utama terdiri dari saluran primer dan saluran sekunder. Sedangkan jaringan tersier terdiri dari atas saluran serta saluran kuarter di petak tersier. Dalam saluran tersebut dilengkapi dengan saluran pembagi, bangunan sadap tersier, bangunan bagi sadap dan bok – bok tersier. Bangunan sadap tersebut dapat pula berfungsi sebagai bangunan ukur atau hanya dapat berfungsi sebagai pengatur debit. Dalam saluran primer atau sekunder dilengkapi dengan bangunan pengatur muka dan pada saluran pembawa dengan aliran super kritis dilengkapi bangunan terjun, got miring. Pada saluran pembawa sub kritis dilengkapi dengan bangunan talang, sipon, jembatan sipon, bangunan pelimpah, bangunan penguras, saluran pembuang samping dan jalan jembatan.

3). Saluran Pembuang
Saluran pembuang terdiri dari saluran pembuang utama, yaitu saluran yang menampung kelebihan air dari jaringan sekunder dan tersier keluar daerah irigasi. Saluran pembuang tersier adalah saluran yang menampung dan membuang kelebihan air dari petak sawah ke saluran pembuang primer atau sekunder.

4). Petak Tersier
Petak tersier terdiri dari kumpulan petak sawah (100 ha, 150 ha) yang dilengkapi dengan saluran tersier, serta saluran kuarter. Dalam operasi dan pemeliharaannya, petak tersier ini sudah menjadi tanggung jawab dari petani pemakai air.

B. BANGUNAN IRIGASI
Mengenal Sistem Jaringan dan Bangunan Irigasi
Sumber : Google.com
Bangunan - Bangunan Irigasi yaitu : 
1). Bangunan Bagi dan Sadap 
Bangunan bagi terletak di saluran primer dan sekunder pada suatu titik cabang dan berfungsi untuk membagi aliran antara dua saluran atau lebih. Bangunan sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer atau sekunder ke saluran tersier penerima. Bangunan bagi dan sadap mungkin digabung menjadi satu rangkaian bangunan. Boks-boks bagi di saluran tersier membagi aliran untuk dua saluran atau lebih (tersier, subtersier, dan/atau kuarter).

2). Bangunan Pengukur dan Pengatur
Aliran akan diukur di hulu (udik) saluran primer, di cabang saluran jaringan primer dan di bangunan sadap sekunder maupun tersier. Peralatan alat ukur dapat dibedakan menjadi alat ukur aliran atas bebas (free overflow) dan alat ukur aliran bawah (underrflow). Beberapa dari alat-alat pengukur dapat juga dipakai untuk mengatur aliran air.

3). Bangunan Pelengkap
  1. Tanggul-tanggul diperlukan untuk melindungi daerah irigasi terhadap banjir yang berasal dari sungai, saluran pembuang yang besar atau laut. Pada umumnya tanggul diperlukan di sepanjang sungai sebelah hulu bending atau di sepanjang saluran primer
  2. Pintu bangunan di saluran biasanya dibuat dari baja. Dalam standar bangunan irigasi diberi detail-detail lengkap mengenai ukuran dan tipe standar pintu. Adapun tipe-tipe pintu standar adalah sebagai berikut : 1). Pintu Gerak; 2). Pintu Crump de Gruyter; 3). Pintu Sorong.
  3. Fasilitas-fasilitas eksploitasi, diperlukan untuk eksploitasi jaringan irigasi secara efektif dan aman. Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain meliputi : kantor-kantor di lapangan, bengkel, jaringan komunikasi, papan eksploitasi, dan sebagainya.
  4. Bangunan-bangunan pelengkap yang dibuat sepanjang saluran, meliputi :
    • Pagar, rel pengaman, dan sebagainya, guna memberikan pengaman sewaktu-waktu terjadi keadaan darurat.
    • Kisi-kisi penyaring untuk mencegah tersumbatnya bangunan sipon dan gorong-gorong panjang oleh benda-benda yang hanyut.
    • Jembatan-jembatan untuk keperluan penyebrangan bagi petani atau penduduk.
Untuk mengetahui tentang peran teknik sipil dalam bidang irigasi, bisa di baca dalam artikel yang ini Irigasi Bagi Teknik Sipil




Posting Komentar

0 Komentar